
Kalo lagi di dalam Mal terus denger lantai bersuara “Tak… Tak… Tak… BRAAAK! AAAaaak!” Bisa dipastikan kalo ada cewek yang lagi jalan lenggak-lenggok bak di catwalk pake high heels terus gak sengaja nginjek leher satpam.
Ngomongin tentang high heels, rasanya nggak bisa dipisahin sama kebutuhan cewek akan sepatu. High heels selalu jadi andalan utama pelindung kaki buat para cewek-cewek bepergian supaya terlihat lebih tinggi dan elegan, juga lebih sensual dan menggoda. Tapi giliran digodain malah cowoknya dituduh kurang ajar. Pfft.
Kanda sendiri suka ngeliat cewek pake high heels buat kerja, nge-date, hangout, jualan ubi Cilembu, sampai berenang di laut Arafuru. Multi fungsi, lho kegunaannya. Tapi kamu-kamu tau nggak sih sejarah terciptanya high heels itu awalnya digunakan buat cowok juga? Masa sih? Beneran deh. Ngapain sih Kanda bohong, yaudah deh yuk mulai bahas aja.
Selama abad pertengahan, cewek dan cowok menggunakan ‘patten’, sejenis sepatu dengan sol tinggi yang terbuat dari kayu. Nah, sepatu ini nih yang disebut-sebut sebagai cikal bakal high heels. Sol tingginya berfungsi menjaga agar sepatu terhindar dari lumpur atau kotoran ketika berjalan.

Di sekitar tahun 1400-an, high heels dibuat dengan model platform. Di Turki, Italia, dan Spanyol, sepatu ini bernama chopines dan menjadi tren. Heels ini konon memiliki tinggi 7-30

Orang-orang yang menggunakan sepatu ini jelas untuk menunjukkan kelas dan status sosialnya di society. Semakin tinggi, semakin berkelas.
Penggunaan high heels bagi cewek di masa itu juga bukan tanpa tujuan. Kalo cewek pake sepatu ini, mereka bakal susah lari dari rumah dan melakukan perselingkuhan atau kabur dari rumah suaminya. Waparah.
Di akhir abad 16, seorang putri bangsawan asal Italia bernama Catherine de’ Medici yang baru berumur 14 tahun menugaskan seorang tukang sepatu untuknya agar terlihat lebih tinggi dan anggun saat dijodohkan dengan Raja Prancis Henry II. Masih kecil udah dijodoh-jodohin, bukannya sekolah dulu yang benar. Untung aja kak Seto belum lahir, bisa-bisa digeret ke komnas perlindungan anak tuh.
Kala itu sepatunya terbuat dari perpaduan dari chopines dan patten. Dan saat itulah sepatu high heels mulai populer digunakan di Italia dan lahir di dunia fesyen. Cihuy!

Berlanjut tahun 1700-an, inilah waktu ketika cowok dengan bangganya pake sepatu high heels. Dialah Raja Louis XIV menggunakan sepatu bertumit tinggi berwarna merah yang dikenal sebagai Red Heels. Etapi kira-kira doi ngondek gak ya, cyin?
Raja Louis ini termasuk salah satu penguasa yang memandang orang lain lebih rendah daripada dirinya. Cuma orang yang punya kekuasaan, anak buahnya, dan orang yang duduk di kursi monarki yang diizinin doi pake sepatu heels ini.
Sepatu Red Heels ini dilambangkan sebagai simbol kekuasaan dan kekayaan, gak heran sih kalo yang pake cuma bangsawan pada zamannya dulu.

Setelah itu di akhir abad 19 berlanjutlah perkembangan jenis dan mode high heels menjadi modern yang sekarang digunakan cewek-cewek. Dari yang modelnya pendek dan simpel sampai yang bentuknya lebih mirip enggrang, bahkan ada yang model bagian tumitnya tajam dan runcing yang bisa digunain buat ngebelah beton.

Sekarang percaya kan kalo cowok juga pernah pake high heels? Jadi kalo ada cowok yang pake nggak usah melirik dengan tatapan aneh dan mikir cemacem, soalnya kan sejarah awalnya juga diciptakan buat cowok. Tapi ya terserah kamu aja deh
Nah, Kanda mau tanya nih khususnya ke cewek, tapi kalo ada cowok yang mau jawab juga gapapa kok, model high heels favorit kamu yang kayak gimana sih?
Sumber: Kaskus, silmiallmee.blogspot
TAGS:Serba-serbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar