Riset ilmiah membuktikan:
1. Sebuah smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai (mubazir).
2. Sebuah mobil mewah, 70% speed-nya mubazir.
3. Sebuah vila mewah, 70% luasnya dibiarkan kosong.
4. Sebuah universitas, 70% materi kuliahnya tidak dapat di terapkan.
5. Seabrek kegiatan sosial masyarakat, 70%-nya iseng- iseng tidak bermakna.
6. Pakain dan peralatan rumah tangga, 70%-nya menganggur tidak terpakai.
7. Seumur hidup cari duit banyak- banyak, 70%-nya dinikmati ahli waris
Hidup Itu Seperti Pertandingan Sepak Bola
Babak pertama (masa muda) menanjak karena pengetahuan, kekuasaan, jabatan, bisnis, salary, dan sebagainya.
Babak kedua (masa tua) menurun karena darah tinggi, trigliserid, gula darah, asam urat, kolestrol dan sebagainya.
Semoga pembaca waspada dari awal hingga akhir. Harus menang dua babak!
Tidak sakit juga harus check up. tiak haus juga harus minum. Galau juga harus cari solusi. Benar juga harus mengalah. Powerfull juga perlu merendah. Tidak capai pun perlu rehat. Tidak kaya pun perlu bersyukur. Sesibuk apapun juga perlu olahraga.
Sadarlah hidup itu pendek, pasti ada saatnya finis!
Jangan tertipu usia MUDA... karena syarat mati tidak mesti TUA... Jangan terpedaya badan SEHAT... karena syarat mati tidak mesti SAKIT.
Teruslah berbuat baik, berkata baik dan memberi nasihat yang baik walaupun tidak banyak orang yang memahamimu.
Jadilah seperti jantung yang tidak terlihat, tetapi terus berdenyut setiap saat hingga membuat kita terus hidup hingga menjelang akhir hayat.
AJAL tak mengenal waktu usia, jadi... teruslah berbuat baik dan menyampaikan kebenaran terhadap sesama.
Pesan: Riset di atas tadi saya juga tidak tahu dari mana sumbernya, tapi isinya bagus. Menurut Saya, semua benar adanya. Hikmah dari riset tersebut adalah bahwa kemewahan yang kita kejar hingga ke ujung dunia sesungguhnya tidak menjadikan diri bahagia. Kepuasan mencapai mimpi tertentu seperti punya mobil mewah, sekolah yang tinggi, pakaian yang banyak, rumah dimana- mana belum bis amembuat seseorang menjadi bahagia secara batin meskipun kebutuhan lahiriahnya amat tercukupi. Bahagia yang sesusungguhnya adalah membuat diri kita bermanfaat untuk banyak orang. Buat apa kaya jika hanya ditumpuk untuk diri dan keluarga sendiri aja? Saat ajal menjemput, semua kekayaan itu hanya akan menjadi warisan keluarga Anda saja dan tidak bisa menolong Anda dari siksa Allah.
TAGS: Life
Tidak ada komentar:
Posting Komentar